PELAJARAN TERSEMBUNYI DIBALIK PERISTIWA TRAGEDI KANJURUHAN

 



Sebelumnya saya ikut berduka dan mengucapkan bela sungkawa atas peristiwa tragis yang sedang heboh dibicarakan akhir-akhir ini tentang meninggalnya hampir 200 orang korban insiden yg terjadi di stadion Kanjuruhan saat  pertandingan Arema vs Persebaya dam kemudian dikenal sebagai TRAGEDI KANJURUHAN.

KRONOLOGI INSIDEN TRAGEDI KANJURUHAN

Banyak berita yang lalu lalang baik dimedia massa, media elektronik maupun berita online tentang peristiwa yang cukup menarik perhatian publik dunia khususnya dalam bidang sepak bola.
Dibuktikan dengan spanduk-spanduk yang dibentangkan pada saat pertandingan sepak bola di luar negeri dimana nadanya menyudutkan aparat kepolisian dan siapapun yang  berada dilokasi kejadian, walaupun sebelumnya dibuka dengan mengheningkan cipta dan mendoakan para korban.
Namun siapa sebenarnya yang bersalah?
Supporterkah?
Aparatkah?

Mari kita simak dulu kronologinya, bagi yang baru mengetahuinya dirangkum dari Twitter @LIBRA_12  yang kebetulan berada dilokasi kejadian:

Kronologi insiden yang terjadi di Kanjuruhan ,1 Oktober 2022 lalu,
Dari awal saya masuk stadion (kondisi pemain sedang pemanasan) semua berjalan aman dan tertib hingga kick off pukul 20.00
Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun. Yg ada hanya suporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain persebaya
Babak pertama selesai, dan saat jeda istirahat, ada sekitar 2-3 kali kericuhan sedikit di tribun 12-13, yang bisa segera diamankan oleh pihak berwenang.
Babak ke-2 berlanjut dan tim persebaya berhasil mencetak golnya yang ke-3 , Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol yang tercipta.
Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai supporter menontonnya..
Hingga peluit akhir dibunyikan , Arema tidak bisa menambah golnya, dan harus menerima kekalahan. Disinilah awal mula tragedi dimulai.
Setelah peluit di bunyikan, para pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa.
Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke supporter.
Disisi lain, ada 1 orang supporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka.
Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat John Alfarizie mencoba memberi pengertian kepada oknum tersebut.
Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain.

Di ikuti dengan lempar-lemparan berbagai macam benda ke arah lapangan, dan para suporter yang semakin tidak terkendali. Ahirnya pemain digiring masuk kedalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib.
Setelah pemain masuk, supporter makin tidak terkendali dan semakin banyak yang masuk ke lapangan.

Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para suporter, yang menurut saya perlakuannya sangat kejam dan sadis, dipentung dengan tongkat panjang, 1 suporter di keroyok aparat, dihantam tameng dan banyak tindakan lainnya.
Tapi saat aparat memukul mundur suporter di sisi selatan, suporter dari sisi utara menyerang ke arah aparat.

Karena semakin banyaknya suporter yang masuk ke lapangan dan kondisi sudah tidak kondusif,aparat menembakkan beberapa kali gas air mata ke arah suppoter yang ada di lapangan.
Silih berganti suporter menyerang aparat dari sisi selatan dan utara.
Yang ahirnya, selain hujan lemparan benda dari sisi tribun, di dalam lapangan juga terjadi aksi tembak-tembakan gas air mata ke arah suporter.
Terhitung puluhan gas air mata sudah ditembakkan ke arah suporter, disetiap sudut lapangan telah dikelilingi gas air mata.
Ada juga yang langsung ditembakkan ke arah tribun penonton, yaitu di tribun 10.
Para suporter yang panik karena gas air mata, semakin ricuh diatas tribun, mereka berlarian mencari pintu keluar, tapi sayang pintu keluar sudah penuh sesak karena para supporter panik terkena gas air mata.
Banyak ibu-ibu,  orang tua dan anak anak kecil yang terlihat sesak gak berdaya, gak kuat ikut berjubel untuk keluar dari stadion.

Suasana di area Stadion Kanjuruhan,Kepanjen, Kabupaten Malang, seusai kericuhan penonton yang terjadi seusai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/9/2022) malam.(KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)


Terlihat mereka sesak karena terkena gas air mata.Seluruh pintu keluar penuh dan terjadi macet.
Didalam stadion mereka sesak karena gas air mata yang sudah ditembakkan ke berbagai arah,
sedangkan untuk keluar stadion pun gak bisa karena macet penuh sesak di pintu keluar. 
Diluar stadion banyak yang terkapar dan pingsan karena efek terjebak di dalam stadion yang penuh gas air mata dan sekitar pukul 22.30 juga masih banyak insiden pelemparan batu ke arah mobil aparat, dan pengeroyokan Suporter terhadap aparat yang dianggap mengurung kita didalam Stadion dengan puluhan gas air mata.
Dan terjadi beberapa tembakan gas air mata kembali diluar stadion.. Lebih tepatnya disekitar tribun 2 Kanjuruhan.

Kondisi luar stadion Kanjuruhan sudah sangat mencekam. Banyak suporter yang lemas bergelimpangan, teriakan dan tangisan wanita, suporter yang berlumuran darah, mobil hancur, kata-kata makian dan amarah.Batu batako, besi dan bambu berterbangan.
Dan selama saya jadi suporter Arema (saya dikenalkan Arema oleh orang tua saya saat tahun 2007 hingga saat ini...), hari ini 1 Oktober 2022 adalah titik terendah saya menjadi seorang suporter.
Saya masih belum percaya menyaksikan saudara-saudara saya dengan kondisi seperti ini.
Tanpa mengurangi rasa respek saya kepada keluarga korban, disini saya mencoba menjelaskan kronologi yang saya alami secara pribadi.

***


Disisi lain banyak pula pihak yang membela para petugas dan aparat yang sudah terdesak sehingga harus mengambil keputusan secepatnya. Terlepas dari mana yang benar dan salah,namun memulai untuk memicu chaos sehingga terjadi kerusuhan yang tak terkendali memang bisa menyulut reaksi yang mengerikan. Seperti salah satu opini twitter ini.



ANCAMAN PIDANA TERHADAP PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT TRAGEDI KANJURUHAN

Peristiwa tragis ini tentu saja tidak lepas dari penyelidikan yang berkaitan dengan masalah hukum dan pelanggaran terkait kasus ini meliputi pelanggaran prosedural, pelanggaran SOP, pelanggaran regulasi, dan pelanggaran pengamanan yang telah diatur oleh FIFA.

Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali menyatakan, pihak-pihak yang bersalah atas insiden tewasnya banyak suporter selepas laga Arema versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur terancam pidana. 
Ia menyebut, ancaman pidana yang ditanggung bisa mencapai 5 tahun penjara. Hal ini mengacu pada Pasal 359 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang kealpaan yang menyebabkan orang lain meninggal. 

Pasal 359 KUHP berbunyi: "Barang siapa karena kesalahannya (kealpaannya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun".
Bila penyelenggara tidak mampu mengamankan pertandingan maka bisa dikenakan hukum pidana berupa hukuman penjara maksimal 5 tahun atau denda maksimal Rp 1 miliar. Nah ini yang harus dilakukan, membentuk tim pencari fakta.

FAKTA YANG TERUNGKAP DALAM TRAGEDI KANJURUHAN 

Ternyata ada beberapa kejanggalan yang turut memperparah tragedi Kanjuruhan ini, antara lain:

1.PENJUALAN TIKET MENYALAHI ATURAN

Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC menjual tiket yang tidak sesuai dengan instruksi dari kepolisian. Sebelum pertandingan, aparat keamanan menginstruksikan bahwa Panpel hanya boleh mencetak 25.000 tiket. Namun, pelaksana justru mencetak hingga 45.000 tiket. Hal ini membuat Stadion Kanjuruhan terlalu penuh oleh massa.
Dengan over capacity dari Stadion Kanjuruhan akibatnya jumlah penonton tidak sebanding dengan kapasitas stadion, berjubel, desak-desakan, dan ini pelanggaran prosedural yang sangat fatal.

2.JADWAL PERTANDINGAN DIGELAR PADA MALAM HARI

Semula, Polri menyarankan agar pertandingan dimulai pukul 15.30 WIB. Namun, instruksi itu tidak dihiraukan dan pertandingan Arema Malang versus Persebaya Surabaya tetap berlangsung pukul 20.00 WIB.
Padahal beberapa kali Save Our Soccer menyampaikan bahwa PSSI harus merevisi ulang jadwal pertandingan sepakbola yang larut malam karena sangat mengganggu keamanan dan kenyamanan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Makanya ini semakin memperparah reaksi penonton maupun aparat yang sudah mulai lelah ,emosional dan berujung anarkis.

3. PENEMBAKAN GAS AIR MATA OLEH APARAT KEPOLISIAN
Menurut Akmal, dilepasnya tembakan gas air mata oleh aparat keamanan juga menjadi kesalahan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).
Kelalaian PSSI ketika melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian, tidak menyampaikan prosedur ini bahwa pengamanan sepakbola itu berbeda dengan pengamanan demo. Tidak boleh ada senjata dan gas air mata yang masuk ke dalam stadion.
Tembakan gas air mata di dalam stadion ke arah tribun tidak sesuai prosedur dan melanggar aturan FIFA. Sebab, tembakan gas air mata menjadi salah satu faktor banyaknya suporter yang sesak napas.

 Dalam aturan FIFA, penggunaan gas air mata nyatanya memang tidak diperbolehkan. Beleid tertuang dalam pasal 19 b yang berbunyi "No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used" (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)".
Namun, menurut keterangan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, tembakan gas air mata yang dilayangkan Polri sudah sesuai prosedur. Hal itu sebagai upaya menghalau serangan suporter yang merangsek turun ke lapangan dan berbuat anarkis. 

Dari berbagai sumber, diketahui bahwa banyaknya penonton yang menjadi korban dikarenakan pintu keluar yang tertutup  sehingga mereka tidak bisa menyelamatkan diri akibat dikepung gas air mata dan terinjak-injak  sehingga terjadi penumpukan di salah satu titik di pintu 12 Stadion Kanjuruhan yang sebagian besar mengalami sesak nafas.

 PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL HIKMAHNYA DARI PERISTIWA TRAGEDI KANJURUHAN

Tragedi naas ini sudah terjadi dengan meninggalkan luka yang  teramat dalam tidak hanya untuk keluarga yang ditinggal pergi orang tua atau kerabatnya, namun juga pelajaran berharga yang sebenarnya layak untuk diambil hikmahnya. Jangan hanya menyalahkan satu sama lain, namun ini dijadikan peringatan untuk dapat membenahi dan introspeksi , bagaimana sebaiknya yang harus dilakukan baik sebagai penyelanggara pertandingan, penonton , suporter ,aparat keamanan maupun seluruh penonton sepak bola pada umumnya.

1. Mengendalikan diri dan emosi dengan bersikap sportif dan mau mau menerima kekalahan.
Bisa jadi kejadian ini semakin meluap karena dipicu oleh yel-yel dan nyanyian penyemangat para suporter yang bernada anarkis dan memicu adrenalin untuk "siap bertarung".
Coba liriknya diganti dengan yang menggugah rasa kesatuan dalam bungkus sportifitas, sehingga menang maupun kalah bisa diterima dengan lapang dada dan sikap kesatria.
Sportif dalam hal ini diartikan sebagai bersifat jujur, jantan, bersedia mengakui keunggulan lawan.

2.Tidak menggunakan gas air mata saat terjadi kekacauan dalam pertandingan sepak bola
Stadion yang memiliki pintu terbatas memang semakin menyulitkan orang-orang yang terperangkap didalamnya, apalagi jika pintu ada yang tidak bisa dibuka karena kesalahan pihak tertentu.
Menurut saksi mata, sebenarnya gas air mata tersebut tidak diarahkan ke tribun tapi angin yang membawanya ke segala penjuru, gas air mata itu memang seharusnya tidak mematikan, saya juga pernah merasakan gas air mata waktu demo 1998 dan nonton sepakbola di Senayan. Korban yang meninggal itu kebanyakan karena terinjak-injak dan karena stadion kelebihan muatan maka kadar oksigen menjadi lebih sedikit. Semoga ini bisa menjadi catatan penting buat pihak-pihak yang terkait.


Bersikap sebagai suporter yang beretika itu wajib!


3.Mengikuti aturan yang ditetapkan oleh FIFA dalam hal kapasitas penonton
Sebagaimana yang telah dijabarkan diatas, jangan menjual tiket melebihi kapasitas tempat duduk. Semakin banyaknya kerumunan akan semakin mengganggu rasa kenyamanan dan keamanan. Lebih baik tidak memaksakan diri untuk menonton pertandingan secara langsung, daripada beresiko tinggi.

4.Hindari membawa anak-anak apalagi balita jika pertandingan sepakbola berlangsung dalam waktu dan kondisi kurang kondusif.

Belajar dari kasus Tragedi Kanjuruhan, kalau ada peraturan , dilarang bawa balita/anak-anak saat 2 kubu musuh bebuyutan bertanding,maka  saya akan jadi orang pertama yang mendukung peraturan tersebut dibuat.
Sebagai mahasiswa yang kampusnya berdekatan dengan stadion saat kuliah dulu, saya saja dulu kalau ketemu rombongan suporter di jalan malam-malam sepulang kuliah rasanya sudah dag dig dug ser. Takut dilempari, takut sengaja ditabrak kalau gak berhenti kasih jalan, takut mobil dibaretin, dll. Belum lagi mereka ngibas-ngibasin bendera klubnya dengan semena-mena, berboncengan melebihi kapasitas kendaraan,  teriak-teriak sambil zigzag seolah-olah yang punya jalan dan penguasa. Mendingan ngalah deh, putar balik atau nunggu sampai rombongan selesai "beraksi katro" baru pulang.

Ini kok bisa-bisanya bawa anak ke pertandingan bola malam-malam, berdesak-desakan. Seharusnya penontonnya bisa sedikit berpikir , menang ataupun kalah pasti akan ada konvoi di jalan.
Apalagi kalau kalah, pasti akan semakin brutal meluapkan kekesalannya. Tidak semua orang berpendidikan dan mampu mengelola emosionalnya dengan baik. 
Yang bisa kita lakukan ya, "berpikir waras dengan menghindari sebelum celaka kemudian".
Tetap kembali ke muaranya, tembakan gas air mata itu terpicu akibat aksi anarkis penonton/suporter. Coba mereka kalem, mungkin tragedi yang traumatik ini tidak akan pernah terjadi.


Menonton sepak bola dirumah ,aman,bisa ngemil, dan terhindar dari lemparan oknum gampang emosian


5.Jangan mudah mengambinghitamkan seseorang atau sesuatu tetapi mari saling mengoreksi diri

Saya tidak sedang menyalahkan siapapun atas terjadinya peristiwa Tragedi Kanjuruhan ini, hanya prihatin saja pada kondisi masyarakat kita yang pada umumnya masih terjebak dalam pola pikir primitif yang bercokol , masyarakat itu meliputi polisi, penonton, panitia pelaksana, penyelenggara, bahkan pengamat seperti kita inipun semua gagal merespon situasi dengan baik alias panik dan sibuk menyalahkan satu sama lain.

Saya rasa ini adalah titik balik Aremania untuk bisa mengevaluasi perilakunya dari akumulasi perbuatan-perbuatannya sebelumnya. Dan sudah selayaknya kejadian ini menginspirasi suporter sepakbola  yang lainnya.
Pernah mendengar juga ada seorang ibu diwarung tak jauh dari lokasi kejadian , mengatakan bahwa terjadi desak-desakan di pintu keluar stadion yang membuat sebagian massa terinjak-injak dan seperti yang kita juga tahu, sebagian besar penonton dalam pengaruh alkohol (ciu) dan drug. Ada juga keributan antar sesama Aremania.Walaupun ada kemungkinan anarkisme dari suporter lain juga sama, tetapi untuk saat ini Aremania lah yang jelas melakukannya.
Ketika orang dalam pengaruh alkohol memang tidak memakai otak lagi yang ada hanya beringas.
Walaupun tidak bisa digeneralisir karena orang barat pun yang sangat akrab dengan minuman beralkohol jarang ditemui mereka bersikap brutal ketika keluar dari bar sekalipun dalam kondisi mabuk.

Saya Titip pesan untuk  pimpinan para suporter klub manapun untuk bisa menyisipkan kalimat-kalimat membangun yang membuat mereka bertindak dewasa alih-alih mengarah kepada hal-hal destruktif dan hanya bisa memalukan diri sendiri dan negeri ini.

Santai gini kan enak ,cuyyy..kagak sesak napas



Peristiwa ini merupakan refleksi masyarakat yang emosinya mudah terguncang akibat cara berpikir irasional, mudah terhasut. 
Apalagi sebentar lagi menjelang pemilu entah itu pilkada, atau pilpres, apapun itu.
Sebaiknya tidak perlu bawa-bawa massa menyerang otoritas penyelenggara atau kubu sebelah. Saling menjaga perasaan .
Akui secara kesatria kekalahan tersebut,menghormati yang menang, membiasakan  berpikir secara rasional, dengan kebesaran jiwa. Semoga ini menjadi tamparan yang keras untuk berubah menjadi lebih bijaksana. Jangan sampai terjadi lagi....!

Saat orang-orang tidak pernah diajarkan sportifitas, yang ada hanyalah tidak pernah mau MENERIMA KESALAHAN dan KEKALAHAN.

No comments

Silakan beri komentar ya, saya pasti balas asal NO SPAM dan NO SARA. Thank you...