GARA-GARA MONYET SANGEH AKU BENCI KAMU!



Berbicara tentang traveling pertamaku, sepertinya aku harus mengingat kejadian sekitar 35 tahun yang lalu. Saat itu kira-kira aku masih berumur 6-tahunan.
Sebenarnya aku beruntung dilahirkan dalam keluarga yang hobi banget plesir dan tamasya, entah  hanya berjarak dekat ,cuma ke Taman KB yang sekarang sudah berubah jadi Taman Indonesia Kaya, di depan SMUN 1 Semarang, maupun yang agak lebih jauh ke kota Gombong, dekat Kebumen.

Pantai Ayah Kebumen . (Source: wisataiwisata.com)
Pantai Ayah Kebumen . (Source: wisataiwisata.com)

Seingatku, bapakku sering banget berkunjung ke saudara-saudara Eyang yang kebetulan masih banyak di Gombong, tepatnya didekat Pantai Ayah atau Logending.
Pantai Ayah, atau juga dikenal sebagai Pantai Logending, adalah salah satu obyek wisata pantai yang terletak di Kebumen, Jawa Tengah. Objek wisata ini cukup terkenal karena menggabungkan antara wisata hutan dengan wisata bahari, yakni Hutan Wisata Logending dan Pantai Ayah.
Nama Logending itu sendiri berasal dari kata "Lo" dan "Gending", di mana "Lo" adalah nama sebuah pohon yang kayunya dapat dicampur ke dalam alat musik dalam bahasa Jawa yang disebut Java Gending, kedua kata tersebut digabungkan sehingga menjadi kata Logending. Pantai Ayah atau Hutan wisata Logending terletak di Distrik Kebumen, Propinsi Jawa Tengah atau sekitar 3 kilometer di sebelah selatan Gua Petruk atau sekitar 40 km dari kota Gombong.
Untuk mencapai objek wisata ini, pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi (mobil), serta angkutan umum (bus). Jika pengunjung menggunakan kendaraan pribadi dari Kota Kebumen ke lokasi Pantai Ayah, akan menempuh jarak sekitar 20 km. Namun, bagi pengunjung yang ingin naik angkutan umum (bus), perjalanan dapat dimulai dari Terminal Kebumen. Dari terminal ini banyak bis yang melewati obyek wisata pantai Ayah, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan.

Letak Pantai Ayah di Samudera Hindia,mana Gombong hayo?


Walaupun Eyang putri asli dari Jogja, namun bapakku nebeng lahir di Gombong, karena saat itu suasananya sedang darurat perang, jadi banyak yang melarikan diri ke pelosok desa.
Apalagi ,Eyang kakungku adalah seorang tentara yang sering bergerilya berpindah-pindah tempat.

Jadi, aku anggap perjalananku liburan yang paling jauh saat aku berumur 6 tahun bersama keluarga Eyang dari pihak bapakku inilah yang kuangkat didalam tulisanku kali ini sebagai permata pengalamanku .

EYANG KAKUNG YANG SAKLEK

Seingatku, eyang kakungku itu jarang tersenyum, iritttt banget. Apa karena latar belakang yang keras sebagai tentara membuat beliau menjadi sedikit syerrem? Entahlah.
Tapi begitu beliau tersenyum....aaakkkkk..itu menjadi sesuatu yang menggetarkan dan langka....:D
Apalagi semenjak cucu-cucunya semakin bertambah banyak, Eyang kakung menjadi lebih murah senyum.
Kebalikan dengan eyang kakung, eyang putriku lebih sering bercerita,mendongeng dan mengajarkanku berdoa menurut kepercayaan beliau.
"Allah yang Maha Agung, Allah yang Maha Suci, Allah yang Maha Rahim", itu yang bisa kuingat sampai saat ini.

Beliau murah senyum, sering melucu dan lebih dekat dengan putra-putrinya.
Putra-putri Eyang total...16 orang!
Dan bapakku adalah anak yang pertama.
Kebayang betapa besarnya keluarga kita kalau berkumpul.
Eh....ngga usah berkumpul pun, aku lahir dan dibesarkan serumah dengan Eyang, yang tinggal bersama adik-adik bapakku.Rumahnya sangat luas. Jika kalian tahu Pasar Kambing yang berada diturunan Tanah Putih Semarang itu, nah pas ditikungan itulah rumah Eyangku yang kutinggali, dan sekarang sudah berubah jadi kolam renang.

Mau tau cerita apa saja disana?
Hahaha, aku kenyang pengalaman berbau....horror!
(Yang berminat aku menuliskan, komen dibawah yaaa..:D).

Kembali ke cerita pengalaman traveling pertamaku.
Jadi bapakku berniat mengajak eyang kakung dan eyang putri pergi ke Bali karena mereka belum pernah kesana.
Di Tahun 1985 ,belum banyak transportasi yang terjangkau oleh orang-orang kebanyakan.Bus masih sedikit menuju ke Bali dari Semarang.
Jadi kami memakai mobil Toyota Hiace milik Eyang kakung.
Aku masih ingat, warnanya merah tua, berhidung pesek, dan bisa memuat 10-12 orang.
Kira-kira seperti ini bentuk mobilnya.
 Seingatku, jok mobil Eyang bukan dari kulit oscar seperti ini, tetapi dari beludru berwarna merah marun. Jadi lebih empuk.
Mungkin kalau sekarang , kita naik Alphard...haha..karena dijaman itu, mobil seperti ini termasuk mewah.

Inilah mobil Hiace Eyang yang membawa kami ke Bali ditahun 1985
Inilah kira-kira mobil Hiace Eyang yang membawa kami ke Bali ditahun 1985.Sebelah kanan adalah Toyota HIACE terbaru. (Source:inet)


PERJALANAN KE BALI

Sekitar jam 7 pagi kami bersiap berangkat ke Bali dari rumah Eyang.
Mobil itu diisi oleh bapakku sabagai sopir, bergantian dengan seorang omku ,Om Heri. Ada Eyang Kakung, Eyang Putri, Ibuku, Tante Yanti, Tante Retno, dan Tante Ida serta aku!
Huauahhaha..padat banget! 9 orang! sisanya koper dan ransel .
Jadi bangku bagian tengah dihilangkan, dan disitu digelar kasur supaya aku bisa tidur dibawah.
Aku masih ingat, formasinya yang depan 2, yang tengah ibuku, Eyang Putri dan aku, sisanya 4 dibelakang.

Jangan salah, waktu itu badan kami masih ceking-ceking, jadi mobil segitu muat komplit dengan perlengkapan kami. 
Bayangkan kalau sekarang, ga janji yaak...badan sudah melar begindaaang #sigh.
Rencana memang kami melakukan traveling kali ini selama seminggu.

Ingat ya, perjalanan ke Bali tidak secepat sekarang.
Jalur cepat masih terbatas, walaupun kendaraan tidak sebanyak sekarang.

Kapal Feri di penyeberangan Ketapang

Sampai di Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk sekitar jam 1 dinihari, dan antrinya lama sekitar 3 jam baru bisa masuk kedalam kapal Feri.
Kupikir-pikir, salah satu penyumbang aku kena vertigo sekarang ini, kayanya kepalaku terkocak-kocak selama perjalanan dari Semarang ke Bali, gara-gara tidur dilantai mobil.:D

Masih terekam jelas kehebohan dipagi itu, saat matahari mulai menyembul diufuk Timur, dan mobil Hiace sudah setengah jalan menaiki kapal Feri, Om Heri tiba-tiba memekik, gara-gara bandeng presto  perbekalan kami yang disimpan dikolong jog mobil mateng karena lama kebekep, dan baunya menyebar kemana-mana..haha.
Tak pelak semobil tertawa, lumayan ga usah masak , sudah dapat pepes bandeng presto alami. :p

Di kapal Feri, aku diajak tante Retno naik ke tingkat yang paling atas, disitu anginnya kencang banget, sampai rambut rasanya mau copot.
Dibawah kulihat anak-anak kecil menyelam kedalam laut, mencari keping uang yang dilemparkan dari kapal.
Entah apakah sekarang masih ada aktivitas seperti itu?Karena perjalanan ke Bali berikutnya aku naik pesawat..hihi.

Didek bawah, kulihat beberapa orang terserang mabuk laut dan muntah-muntah.Beruntung aku bukan orang yang mabukan saat melakukan perjalanan baik lewat darat ,laut dan udara, jadi irit Antimo. (halah,..iklan ^.^ ).

Sampai di Bali, suasana sudah terang benderang, sekitar jam 7 pagi. Hampir 24 jam ternyata kami melakukan perjalanan dari Semarang ke Bali, termasuk berhenti sementara untuk mengisi perut dan buang air.

Dan sesampainya di Bali, apa yang terjadi?
Eyang kakung berkata demikian:

"Wes to,...wes tekan Bali , ayo saiki mulih.."

Glodakkk!
Benar-benar saklek..hahaha.
Akhirnya setelah dibujuk-bujuk bapak, kita lanjut eksplorasi Bali...horeee.

"Boyok sampun pegel, sirah sampun koclak,...kok kondur to..Yanggg...Yangg" ,mungkin itu protesku kalo aku hidup dijaman sekarang...:D

Di Bali kami mengunjungi Sangeh yang dulu ngehits banget, ke Bali ya ke Sangeh.
Mungkin sekarang lebih dikenal dengan nama Monkey Forest.
Disitu aku tereak-tereak karena monyet-monyetnya masih liar banget.
Mungkin tidak sejinak sekarang, karena monyet jaman sekarang sudah "fren" sama manusia saking seringnya ditengok.
Aku digendong tante Yanti, dan monyetnya itu naik diatas kepala tante Yanti sambil bawa pisang pemberian Om Heri, pisangnya disodorin ke mulutku pulak!
Mana aku benci pisangggg lagi...huaaa...!!!! histeris aku dibuatnya.
Gara-gara monyet Sangeh..I hate banana!

(bukit-sari-sangeh.com)


Sebenarnya ada fotonya dari kejadian aku diglonggong pisang oleh monyet tak beretika itu.(kapan monyet kejar paket A..hoii!!), sayangnya belum kuscan, masih berupa foto dialbum .
Benar-benar pengalaman tak terlupakan traveling pertamaku ke Bali ini.
Sepertinya ini menjadi cikal bakal benih mania touring and traveling meracuni darahku.
Sampai saat ini, mereka-mereka, om dan tanteku masih hobi liburan dan bertamasya bersama anak-anak mereka.
Akupun menularkan hobi traveling ini ke anak dan suamiku.

Kalau kamu punya pengalaman menarik apa ditraveling pertamamu?
Tragis ,lucu atau kapok?
Cerita dong...














No comments

Silakan beri komentar ya, saya pasti balas asal NO SPAM dan NO SARA. Thank you...