SUASANA RAMADAN TAHUN 2020 AKU BANYAK KEHILANGAN




Bicara tentang suasana Ramadan memang banyak hal yang bisa aku ceritakan.
Bagaimana tidak, buku antologi pertamaku menceritakan tentang hiruk pikuk Persiapan Lebaran  yang dilakukan oleh keluarga besarku , yang berjudul : STORYCAKE FOR INSPIRING RAMADAN.




Dimanapun berada, setiap abis Sholat Ied, entah di Bali, di Malang, di Jakarta, pasti ada ritual sungkeman ke orangtuaku, karena biasanya pas hari H Lebaran, kita plesir dilain kota, merasakan suasana Lebaran bukan dikota kita sendiri.

Dulu sih, pas Eyang Kakung dan Eyang Putri masih ada, sungkeman dimulai dari anak tertua ,yaitu bapakku urut ke 16 putra eyang, hahaha. Banyak ya.
Belum ditambah dengan menantu-menantu Eyang , serta cucu-cucunya yang minimal setiap putra Eyang beranak 2 sampai 5.

Tak heran antrian untuk sungkeman mengular hingga keluar pintu belakang saking panjangnya.
Mungkin ada 100an orang , keluarga sendiri, hihi...KB sukses ya Yang...Keluarga Buesarrr!
Sebagai cucu, lumayan juga aku ikut kebagian "salam tempel" yang diberikan oleh om-tanteku. Panen..paneeenn..haha.

Dan yang bikin maknyez, tradisi sungkeman itu terus ada sampai sekarang walaupun eyangku sudah tidak ada, dan satu persatu anaknya dipanggil Tuhan pula.
Jadilah rumah bapakku, sebagai anak tertua , menjadi jujugan untuk berkumpul dan menjadi tempat silaturahmi seluruh keluarga besar yang sudah semakin membesar , karena sekarang eyang sudah memiliki cicit-cicit yang tersebar dimana-mana, termasuk anakku yang sebentar lagi aja udah mau kuliah.

Suasana berlebaran dirumah bapak, selalu meriah ,biasanya om-om dan tante berpakaian seragam kompak.Lebaran 2019 , tahun lalu, kami kompak mengenakan baju bernuansa putih.
Ga terasa sepupuku yang dulu masih kecil-kecil ikut antri sungkeman dirumah Eyang, sekarang sudah bangkok-bangkok alias besar-besar melebihi aku, dan sudah beranak pinak dan menikah.
Kadang suka lupa kalau aku adalah kakak tertua mereka alias budhe..hahaha..karena seingatku aku kan masih ABG...*dikeplakketupat



Lebaran 2019 bersama om-tante-sepupuku.
Suasana di rumah Bapak , saling berkumpul untuk bersilaturahhmi

Om Bambang sungkem kepada kakak tertua alias Bapakku

Aku dan suami sungkem ke orangtua.

Sepupu-sepupuku antri sungkeman, bermaaf-maafan, tradisi yang sangat perlu dilestarikan.


Ini masih keluarga dari pihakku, dari pihak suamiku lebih besar lagi.
Tiap hari kedua Idul Fitri, aku menuju kota Pati untuk mengikuti halal bihalal keluarga besar Bani Hasan, leluhur suamiku, mertuaku dituakan karena menjadi yang tertua dari generasinya.
Kami semua dikumpulkan dilapangan yang mana itu adalah halaman dari rumah keluarga yang biasanya tinggal bersebelahan..
Ada hingga 500 orang banyaknya, dan biasanya mengundang kyai dan penyanyi. Makanan khas daerah setempat dihidangkan, membuat keluarga-keluarga yang sudah sukses dikota-kota besar serasa bernostalgia menikmati Soto Kemiri, Nasi Gandul, Bakso Balungan,es puter dsb.
Meriah sekali , sampai-sampai hingga sekarang akupun tidak hafal mana-mana keluarga suamiku karena wajahnya setipe semua bak Kpop-Kpop Korea...halah. :D



Masakan yang disajikan biasanya diacara halal bihalal keluarga suamiku di Pati

Namun ada kesedihan yang terselip ditengah suasana Ramadan dan Lebaran tahun ini yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Aku kehilangan beberapa orang terdekat dalam waktu setahun ini.
Bermula dari om Bambang ,adik bapakku yang nomer 9, dipanggil Tuhan 1 bulan  setelah Lebaran tahun lalu. Padahal sebelumnya masih sempat aku sungkemi dirumah Bapak.
Sebelumnya ,ada om Agung, omku tersayang yang sudah mendahului, dan bikin aku ga percaya karena mendadak banget.
Bulan Maret kemarin tante Yanti, adik dibawah persis dari Om Bambang juga barusan meninggal ,padahal bulan Februari masih kondangan nikahan sepupuku digedung.
Dan 3 hari setelah tante Yanti meninggal, bapak Mertuaku menyusul.Dan kemarin adalah 40 hari meninggalnya beliau.

Tak menyangka, tahun lalu adalah tahun terakhir aku bisa sungkeman dengan Om Bambang (kemeja kotak2) dan Tante Yanti (acungin 2 jari) yang masih sehat. Gone too soon. Rest In Peace.

Aku selalu kebagian membuat fruit salad , karena buatanku istimewa, dan selalu laris diserbu.

Sajian khas lebaran selalu ada, dan dibuat sendiri oleh ibuku.


Senangnya Lebaran tahun 2019 lalu.

Betapa tahun 2020 ini adalah tahun yang dasyat buatku dan buat sebagian besar orang karena penuh dengan keprihatinan dan kehilangan.
Baik kehilangan keluarga , kehilangan mata pencaharian, kehilangan momen kebersamaan, kehilangan waktu, kehilangan rasa percaya diri, banyak hal.

Semoga ini menjadi pengingat umat, bahwa Allah sumber segala kuasa itu benar-benar ada.
Semoga ini bisa mengikis kesombongan manusia, karena semua dititik nadirkan, baik orang berada maupun orang biasa.
Ramadan kali ini, semoga melahirkan secercah harapan baru, yang mengarah ke kebaikan hati manusia dan kemurnian alam.

Jujur jika bisa disimpulkan , tahun 2020 ini adalah tahun Ambyar buatku.
Ga cuma karena meninggalnya Didi kempot sebagai the God Father of the Broken Heart, dan berpulangnya Glenn Fredly sebagai junjunganku saat galaw, tapi juga semua hal serasa ambyar disekelilingku.

Hidup itu sangat pendek,...renungkanlah selagi bisa,
Berubahlah selagi mampu,
Bersyukurlah setiap waktu.
Tetap Optimis akan ada pelangi setelah ini.


Suasana Ramadan tahun ini, kalian merasakan kehilangan juga ga?
Cerita dong, mari berbagi beban...




33 comments

  1. Wiiih, seneng ya ternyata liat foto rame2 gini tuh. Kadang males diajak foto eh padahal di momen nggak bisa kumpul gini malah bisa sedikit meredam rindu buat kumpul2 :")

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya,foto2 itu momen yg jgn pnh dilewatkan. Bikin teringat kenangan yg tak akan terulang.

      Delete
  2. Sama mbak. Pasti lebaran kali ini terasa berbeda, kayak hari-hari sebelumnya aja. Ini sudah 2 bulanan di rumah aja suka lupa ini hari apa ya, karena ya di rumah terus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama,rasanya enak ga enak ya mak wur. Seperti burung dlm sangkar..kurang dolan

      Delete
  3. Aku juga merasa tahun 2020 ini tahun kehilangan besar padala jalan setengah tahun aja belum ya mbak. Kita kehilangan banyak hal tahun ni semoga banyak juga hikmah yg bisa kita ambil ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin. Iya semoga ini mendewasakan perbuatan dan iman kita ya mbak

      Delete
  4. Turut berdukacita Mbak Archa, keluarga besarku juga kehilangan mulai dari Pakde, Kak Appul sepupuku dan yang Rahma sepupuku juga berpulang karena sakit..semoga situasi cepat membaik dan ada pelangi setelah badai aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin. Harapan kita semua tuh makdew. Turut berduka jg ya

      Delete
  5. Jadi kenangan yang nggal terlupakan yaa Mba, rame banget itu berapa keluarga ngumpul semua... Btw, bukunya bisa dibeli di mana

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah habis stok kayanya Nia. Terbitan GPU kok..pasti ada di Gramedia

      Delete
  6. Lebaran 2019 rame banget dan sangat menyenangkan ya mbak. Bisa jadi kenangan tak terlupakan.

    Dan Lebaran 2020 ini kita sedang dalam kondisi memprihatinkan. Banyak cobaan yang menguji kesabaran. Semoga pandemi ini akan segera sirna supaya kehidupan bisa normal lagi.

    Saya kemarin sempat stres karena anak saya sempat ketakutan akan situasi ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mmg hidup harus terus berjalan mbak. Ttp kuat dan semangat ya.

      Delete
  7. Waah kita samaan mbak kalau tiap lebaran pasti rame soalnya keluarga besar...btw aku mupeng nasi gandulnya hehehe jadi pengen makan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kemarin aku habis masak nasi gandul nih. Mau tak bawain bumbunya gaa...besok klo mudik 😄

      Delete
  8. Seru ya mb antri sungkeman..aku jg kangen momen itu hiks..mb mb archa pinter bikin fruit salad ternyata

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gampang klo fruit salad mah..tinggal ublek2 campur..jadi kok..hihi

      Delete
  9. Waah...seruuu acara kumpul2 lebarannya ya mba. Di keluarga kami juga biasa rame gitu, dari Kel ibu maupun alm bapak. Duh jadi kangeeen.. Thx ya mba sdh berbagi kenangan ini..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya..mmg ngangenin ya klo sdh kumpul bareng klga .

      Delete
  10. Happy family banget liat potret keluarganya mba archa, yg tabah ya mba archa turt berbela sungkawa, pd tahun ini mba archa merasakan banyak kehilangan yang hampir berdekatan. semoga kepergian orang2 tersayang lebih dahulu tdk menghilangkan kehangat keluarga besar dihari-hari besar selanjutnya ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin terimakasih doanya mbak. Semoga kita semua sll kuat dlm situasi apapun.

      Delete
  11. Seneng banget lihat fotonya mbak. Dan ceritanya juga terlihat rukun dan saling menghormati . Tapi sedih juga ya, semoga keluarga diberikan kesabaran ya. Tetap semangat mbak

    ReplyDelete
  12. Teguran yang luar biasa dari Sang Maha membuat kita jadi merenung ya, what's wrong with us, really really wrong in us? Semoga saja tak putus kita berdoa dan berikhtiar agar pandemi ini segera berakhir. Sungguh merana mereka yang harus kehilangan mata pencaharian gara-gara kondisi ini. Juga sedih ya merasakan Lebaran yang tak bisa sama dengan tahun-tahun sebelumnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak uniek. Manusia ternyata mmg rapuh dan seonggok debu yg hrs sll ingat pada penciptanya.

      Delete
  13. Berharap pandemi ini segera berakhir sebelum Ramadan eeeh malah lanjut sampai setelah lebaran jadi fix tahun ini gak ada mudik ke Pontianak. Klo keluarga Maya yg di Pontianak juga ramai kayak keluarga mb Archa, tapi kakek Maya anaknya 7 aja, eyangnya mb Archa rekor sampai 16

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha...maklum jaman perang blm ada TV kabel HBO .jd pulang perang langsung iwik2 kynya..hihi

      Delete
  14. Awal puasa aku kehilangan sahabat baik, mendadak banget. Masuk rumah sakit dan gak bisa ditengok karena situasi. Kondisinya makin memburuk, yang bikin sedih itu Maret tanggal 19 masih ketemu dan terlihat cantik, seger.

    Aku pun tahun ini bakal kehilangan momen lebaran yang selalu penuh tawa dan makan makanan khas Boyolali. Kudu banyak istighfar bagi kita, manusia agar lebih peduli pada alam lingkungan dan sesama

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak. Life is too short. Harus byk2 mawas diri.

      Delete
  15. manis banget photonya keliatan banget kalo ikatan keluarganya rukun, sekaligus yang tabah ya mbak semoga keluarga yang telah berpulang mendapat tempat terbaik disisi-NYA. keluarga yang ditinggalkan selalu sabar.

    ReplyDelete
  16. Keluarga besar buanget ya mbak. Sedih sih lebaran Kali ini nggak bisa kumpul2. Kayanya sih mau rame2 video Callan.. adik2 sepupu nggak bisa pulang karena kondisi.. padahal rencana mau nikah dalam waktu dekat. Sedihnyaa.. bahkan pemakaman Sono Layu di mana eyang kakung & putri dimakamkan Juga ditutup.. untuk mengantisipasi keramaian saat lebaran. Benar-benar lebaran yang sangat berbeda..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya...ini tahun mmg ambyar bgt buat sebagian besar org ya. Smoga kita sll kuat dan tabah

      Delete
  17. Wah dulu rame dan seru ya mbak kalau semua ngumpul gitu. Walau tahun ini semuanya berubah tapi semoga tahun depan bisa kumpul lagi ya mba

    ReplyDelete

Silakan beri komentar ya, saya pasti balas asal NO SPAM dan NO SARA. Thank you...