Berat karena maunya kusimpan sendiri, aku hanya tidak ingin situasiku diketahui orang banyak.
Tetapi memang setelah kupikir-kupikir, berbagi self healing itu perlu , paling tidak untuk melepaskan beban dan menyembuhkan luka yang menggelayutiku hampir 2 tahun terakhir agar tidak semakin berlarut-larut dalam kubangan penderitaan yang berputar-putar, syukur-syukur bisa menginspirasi para pembaca blogku archabella.com ini.
Jujur saja, seumur-umur ,inilah cobaan terberat yang pernah singgah dalam hidupku. Aku dilanda kesedihan berkepanjangan, bahkan hingga detik ini aku menuliskannya, traumatis itu masih sangat dalam dan menganga , karena belum ketemu solusinya.
Aku masih mencari jawaban, kemana Tuhan mau mengarahkan hidupku hingga aku harus ditimpa ujian seperti ini.
Self-healing yang kujalani dengan terseok-seok ini adalah sebuah proses untuk menyembuhkan diri dari luka batin. Karena semakin lama aku menyimpan luka batin ini , sangat besar efeknya dalam mengganggu emosiku. Aku lelah luar biasa, karena saat masalah itu kembali teringat dan memuncak, aku yang biasanya tegar , bersemangat, menjadi rapuh, berdiam diri dalam kamar, menangis hingga berminggu-minggu , mengurung diri , hingga anak-anakkupun terabaikan seperti layangan putus.
Pernah ketika ada acara bloger di daerah kota lama, aku datang lebih awal, menunggu dimobil, masih ada waktu 1 jam lagi dimulainya acara.
Tapi tiba-tiba masalah itu kembali menyergapku, aku menangis terisak-isak luar biasa didalam mobil.
Habis tisu mobil hampir setengah bungkus untuk menyeka airmataku yang tidak bisa kubendung saking derasnya mengalir.
Aku WA teman suamiku yang kurasa religius, berkeluh kesah hingga dia tak percaya , apa ini aku yang sedang chatting, sampai-sampai meneleponku untuk memastikan.
Aku tumpahkah gelisahku, berharap dia bisa menghiburku dengan siraman firman Tuhan. Setelah lega, aku mengusap wajahku yang basah kuyup dengan air mata, menuju ke acara, dengan memasang tampang seolah tidak apa-apa, padahal mata sembab, dan hati ambyarr...
Aku tumpahkah gelisahku, berharap dia bisa menghiburku dengan siraman firman Tuhan. Setelah lega, aku mengusap wajahku yang basah kuyup dengan air mata, menuju ke acara, dengan memasang tampang seolah tidak apa-apa, padahal mata sembab, dan hati ambyarr...
Benar, ...masalah ini bersumber dari orang terdekat.
Suamiku sendiri,orang yang sangat kucintai dengan sepenuh hati.
Tidak usah kuceritakan detailnya, yang jelas prinsip kita sudah berbeda.
Dia merasa yang dia lakukan benar, sedangkan akupun merasa pemikiranku yang benar, sedangkan dia salah. Ini hanya masalah waktu untuk mencocokkan pendapat yang belum pas.
Sampai saat inipun, konsep perbedaan itu masih belum menemukan titik temu.
Sudah kuceritakan kepada kakak tertuanya, mertuaku, saudara kandungnya, mereka semua membelaku, dan berseberangan dengan pendapat suamiku hingga saat ini.
Tetapi prinsip suamiku tetap kukuh, dia sangat keras hati.
Kami berdua sudah menghadap orang-orang luar yang dirasa mampu menjembatani perbedaan ini, namun akhirnya hanya 1 jalan yang bisa kami sepakati sekarang.
Saling menghargai pendapat masing-masing, meredakan ego, menerima keputusan masing-masing tanpa memaksakan satu sama lain. Sepertinya itu memang jalan yang terbaik, alih-alih ngotot dan ngoyo, bersikap defensif dan mau menang sendiri.
Bukan,...ini bukan tentang perselingkuhan ,wanita lain dan semacamnya.
Bukan pula tentang ekonomi .Ada hal yang lebih mendasar daripada itu semua, hingga ketika aku menceritakan kepada sahabatku pun disebuah kafe cantik dan tenang dipusat kota, malah dia yang menangis mendengar ceritaku.
"Mbak, kamu kok bisa setegar ini..., malah tadi malam aku berdoa sambil nangisin kamu loh ,mbak..." katanya sambil berkaca-kaca matanya.
"He..hehe..aku sudah move on kok, sudah habis masa-masa dukaku menangisi kesedihanku kemarin, sudah lewat saat-saatku melihat anakku bak layangan putus melihat ibunya cuma mengurung diri dalam kamar, menatap nanar , seperti orang gila..."
"Sudah aku pasrahkan semuanya pada Tuhan, kemana Gusti Allah akan menuntun jalan hidup keluargaku nantinya, hanya bisa berserah diri, pasti ini menuju ke kebaikan...",sahutku menenangkan hatinya.
Sobatku yang lain yang mengenal suamiku pun juga berkata,
" Kok masalahmu seabot iki to...,tak dongakke ndang rampung ya...aku melu sedih,ra iso opo2.."
Justru, itu lebih dari cukup buatku saat ini, doa...iya, hanya doa yang bisa kulakukan saat ini untuk menolong program Self Healingku ini, karena bantuan manusia sudah tidak ada artinya, aku menyerah.
Bahkan ibunya pun tidak bisa mengubah pendiriannya.
Ternyata , ada hikmah dari kejadian ini , bahwa Tuhan itu begitu baiknya mengingatkanku untuk berpaling kepadanya.
Kuakui, aku sangat tidak religius, berdoa hanya seperti rutinitas, tidak sungguh-sungguh masuk ke hati, hanya terucap namun kurang dihayati.
Sejak adanya masalah yang menimpaku ini, aku merasa aku semakin mendekat pada Tuhan.
Yang semula kitab suci tidak pernah kusentuh, sekarang tiap hari aku selalu membuka kitab suci dan membaca firman Tuhan setelah berdoa pagi.
Dulu, sebelum diberlakukan PSSB, ketika masih bebas berkeliaran dijalan, aku pergi ke gereja Katedral untuk berdoa, setiap hari jam 7 pagi sehabis mengantar anakku ke sekolah. Rasanya lega bisa menatap altar, memandang penyelamatku, ngobrol dari hati ke hati, dan biasanya hatiku lebih lega dan beban terasa terangkat sedikit.
Pada mulanya aku dilanda kekhawatiran yang teramat sangat, bagaimana masa depanku, bagaimana hidupku nanti setelah ini, apakah aku bisa bertahan , dan sebagainya dan sebagainya.
Namun dengan semakin derasnya kegelisahan itu menusuk pikiranku, sekonyong-konyong pulalah ada bisikan :
"Kok kamu ini ribet banget ya, kaya ga punya Tuhan aja! Berserahlah kepada Tuhan Allah, serahkanlah kekhawatiranmu pada Tuhan, sebab Dialah yang memelihara kamu, jika kamu ada didalam DIA, mengingatNYA, maka kamu tidak akan KEKURANGAN"Itulah kata-kata dariNYA yang selalu kupegang hingga hari ini.
Selalu bersyukur dan bersyukur selalu.Dia tidak akan pernah meninggalkan umatNYA yang menuju kepadaNYA, sebab Dia yang mengatur jalan hidup kita.
Yang perlu aku lakukan sekarang, adalah menjalani hidup dengan sebaik mungkin, ikhlas tetapi tetap berusaha dan berikhtiar, menebar kebaikan seolah-olah hidup akan berakhir besok.
Suamiku juga sering berkata, "Pikirlah dengan hati jangan cuma logika, logika manusia tidak akan pernah bisa sampai seperti kehendak Allah, serahkan saja pada pengaturanNYA".
Kebetulan , ada seorang temanku dari Irvine, USA yang mengirimkan doa kepadaku, dan sangat cocok untuk situasiku saat ini.
Sebenarnya isinya universal, bisa didoakan oleh siapapun, namun karena aku Kristiani, maka aku menyebut Tuhan Yesus sebagai pedomanku.
Ada doa mukjizat dsb, kata temanku, saat dia sedang didalam pergumulan ketika ayahnya sakit dan menjelang kematiannya, doa ini ampuh untuk menyembuhkan luka batin.
Apalagi dalam situasi tidak menentu saat pandemi Corona sekarang ini, doa ini cukup relevan menurutku.
![]() |
DOA-DOA YANG MEMBANTUKU UNTUK SELF HEALING |
Jadi , buatku yang sedang diuji dalam kehidupan bersama keluargaku saat ini, yang bisa kulakukan untuk self healing adalah:
1. Luangkan waktu untuk merenung .Bersedih dan kecewa itu wajar ,tetapi beri ruang sedikit saja, dan jangan biarkan berlarut-larut.
2.Menerima diri sendiri seburuk apapun itu.
Entah kondisi batiniah dan lahiriah . Dengan menerima diri sendiri sesadar-sadarnya, akan lebih bisa berpikir logis, apa yang akan dilakukan selanjutnya untuk mencari solusi.
3.Jangan mengingkari kekurangan diri .
Ketika sedang marah dan kecewa teramat besar, biasanya kita kemudian malah menyalahkan orang lain. Galilah apa yang sudah kamu lakukan kemarin-kemarin , bertanyalah pada diri sendiri ,"jangan-jangan aku ikut serta memberikan andil yang besar dalam masalah ini?", sehingga tidak melulu menganggap orang lain bersalah.
Cari tau sedetail mungkin, apa yang kamu inginkan, apa yang kamu harapkan, supaya tidak semakin terperosok didalam kekecewaan yang berlarut-larut.
4.Berdamailah dengan keadaan
Luka batin dan hati yang tersiksa memang sangat menguras emosi dan menyesakkan.Namun dengan terus mengingat-ingat itu lagi itu lagi , berkubang didalam penderitaan, kemudian melahirkan dendam, tidak akan mengubah keadaan, apalagi menyembuhkan.
Yang terjadi malah semakin sakit dalam hati dan menimpa kesehatan badan dan berujung stres berkepanjangan. Padahal hidup masih harus terus berjalan.
Ada suami yang harus dilayani, anak-anak yang membutuhkan ibu yang sehat secara mental maupun jasmani, suasana keluarga yang ceria dan harmonis, serta kehidupan yang harus dijaga kelangsungannya lewat pekerjaan dan pendapatan yang stabil.
Hal ini bisa melahirkan Self Compassion,apakah itu?
5.Self Compassion
Adalah kemampuan mengolah emosi yang negatif kemudian mengubahnya menjadi sesuatu yang positif.Dengan menerima keadaan ini dengan lapang dada, menyerahkan segalanya kepada Tuhan sang pengatur kehidupan, maka berangsur-angsur kamu bisa menyembuhkan luka batin dengan lebih cepat.
6.Menjadikan Me Time sebagai pengurai masalah
Memang sih, masalah tidak akan dengan mudah hilang begitu saja , namun dengan me-time, seperti menonton TV, relaksasi, massage, spa, mendengarkan musik, membaca buku yang menenangkan, menghirup aroma terapi, membaca kisah inspiratif ataupun buku-buku doa, sedikit banyak mengurai masalah yang begitu membebani.
Bukankah kesehatan jiwa bermula dari diri sendiri?
Ingatlah, AKU BERHAK UNTUK BAHAGIA.
7.Pindahkan Fokus ke hal yang lebih produktif dan membangun
Ini andalanku untuk saat ini.Aku sudah sampai ke step ke7 dalam mengelola masalahku.
Daripada berkutat melihat permasalahan itu-itu lagi, lebih baik aku geser fokus hidupku ke hal lain yang lebih membangun untuk karakter diri sendiri dan bagi sesama.
Masih banyak orang-orang diluar sana yang nasibnya atau ujian hidupnya lebih besar daripada kita.
Jangan cengeng! Ayo bersemangat...jadilah manusia yang bermanfaat, berpikirlah aku hidup didunia ini untuk diri sendirikah? atau agar bisa menjadi berkat untuk banyak orang?
8.I'LL DO MY BEST and LET'S GOD DO THE REST
Ini pedoman terakhirku dalam melakukan self healing.
Tetap berusaha sebaik mungkin sebagai manusia sesuai ajaranNYA, dan selanjutnya serahkan saja pada Tuhan.Sebab Gusti mboten sare, aku sing ngantukan,..yo po ra? :D
![]() |
Menggambar juga salah satu self healingku, termasuk menggambar kucing kebluk ini... |
Pasti ada pelangi didepan sana yang membawa kegembiraan bagi masing-masing umatNya.
Bersabarlah sedikit lagi, Percayalah dan berimanlah...selalu. :)
Sumber gambar: Pinterest, pribadi
Yes, setuju bangeeett... Menerima segala kekurangan diri dan memperbanyak syukur bisa amat membantu meredamkan kegelisahan jiwa. Kalau sudah melewati fase itu, Insya Allah jalan yang baik akan terbuka di depan kita.
ReplyDeleteSemoga apapun masalahmu lekas terselesaikan dengan kebaikan untuk semua orang ya.
Iya mbak. Kuncinya mmg bersyukur dan melihat kebawah. Amin..makasih doanya ya ..
DeleteMbak Archa, aku tahu kamu perempuan kuat. Aku yakin seberapa berat ujianmu, itu karena Tuhan tahu dirimu mampu melewati itu semua. Terima kasih sudah berbagi mbak
ReplyDeleteAmin. Semua mmg ada masanya. Masa diuji dan masa berhasil melewati dgn sukses. Semoga kita semua lolos dlm ujian kehidupan ya. Mksh supportnya selalu.
DeleteMbak Archa, peluuuk...iya, yakin ada Tuhan yang menemani langkah kita selalu..semoga masalahnya cepat selesai ya Mbak, aamiin..
ReplyDeleteSemangat Mbak Archa semoga akan ada segera ada titik terang akan masalah yang sedang dihadapi ya... amin setuju banget soal yang self acceptance dan do the bst, let God do the rest...
ReplyDeleteEntah kenapa baca ini juga jadi ikutan sedih walau gak terlalu tau masalahnya apa. Kadang saking peliknya juga memang gak bisa kita publish secara terang-terangan ya mb. Tapi klo ada apa2 jangan segan2 cerita dan minta tolong ya mb. Semoga dilimpahkan banyak kebaikan dan kebahagiaan
ReplyDelete