KARTINI MODERN MEMANG BEDA

 Hari ini bertepatan dengan hari Kartini. Semua orang pasti tau siapakah R.A Kartini itu. Lagu pertama yang kalian pelajari ketika menekan tuts pianika pun ngaku aja pasti lagu "Ibu Kita Kartini" kan..kan..kan?

 Begitu banyak status dibagikan baik ditimeline FB,

 Kalau topik itu semua, tidak bisa dipungkiri, semua menceritakan kehebatan2 wanita dimanapun dia berada dan memang patut diacungi jempol. 

Tetapi disisi lain, kehebatan itu tanpa mereka sadari telah melompati batas yang seharusnya. Merasa ingin lebih dan lebih lagi hingga rasa syukur menjadi abai tergilas pongah dan hasrat menonjolkan diri secara berlebihan. Lelaki menjadi tidak penting,ketika perempuan merasa dirinya lebih unggul. Merasa diatas angin sehingga yang keluar dari dirinya hanya pencitraan2 yang penuh dengan balutan kemunafikan. Kejujuran tiba2 menjadi sebuah barang mewah dan mahal yang tak mampu terbeli karena sudah sarat dengan tipu-tipu dan jaga "image".

Seperti yang baru saja terjadi kemarin. Saya mengunggah 2 buah foto di instagram saya (@archa bella),ketika saya sedang menikmati ice cream Haagen Dasz dgn coklat Fondue.

Tak disangka2, ada seorang wanita yang me"like" foto saya tadi. Penasaranlah saya, nama wanita yang asing. Ketika saya stalking instagramnya, sepertinya dia pemilik franchise Haagen Dasz di Indonesia (mungkin loh). Saya kepoin akunnya, banyak foto2 dia dengan petinggi2 negara ini seperti menteri2, menteri Susi,Prabowo, artis2 papan atas : Raline shah, Dian Sastro, dll...dan berfoto sangat dekat. 

 Okeylah...perempuan muda ini sepertinya memang sosialita atau anak konglomerat Indonesia ditilik dari penampilannya yang aduhai. Aduhai pegimane maksud loh?? Aduhai dengan (maaf) pa**dara montok, body gitar,mata belok, dan dagu panjang. Whatts!!

 Yah...alih2 seperti Celine Dion, tapi dimata saya malah seperti nenek sihir dicerita Bobo yang sering saya baca jaman baheula. Tak lain dan tak bukan, saya kok hampir pasti semua penampilan kulit, hidung,dagu,mata kok hasil permak', sehingga malah ga cantik buat saya. Mungkin inilah Kartini2 era modern yang bukannya berlomba2 mengedepankan prestasi, tetapi memburu pesona, mengejar tatapan mata pria sesaat supaya mengagumi dan berdecak kagum.

Kartini adalah sosok bangsawan yang terpandang waktu itu. Dengan keterbatasan geraknya, dia bisa mendobrak kungkungan tembok tempat dia terkurung dan "berbicara" kepada dunia dengan teman2 asingnya. Kartini modern yang terpandang sekarang, sibuk mempercantik diri secara artifisial,seolah2 semua orang mudah ditaklukkan dengan "outward apperance"nya, tetapi entah bagaimana kematangan personalitynya?, intelegensianya?, attitudenya?, harta sepertinya menyumbat itu semua. 

Dan baru saja saya dikejutkan lagi oleh penampilan Femmy Permatasari, artis yg merombak habis pahatan Tuhan ditubuhnya. Dan celakanya,link yg saya baca menimpali dengan kata2: "wah..cantik sekali ya sekarang penampilannya..." Hmmm...mata anda ga lagi trachome kan mas/mbak penulis??

 ‪p.s. ciptaan‬ Tuhan buat saya tidak ada duanya, paling sempurna dan paling pantas. DIA arsitek terhebat!

Ada lagi bedanya...
                      (Source: Benny & Mice Cartoon)

( Saya memakai kebaya untuk memeriahkan Kartini's Day)