Tantangan ODOP alias #One Day One Post kali ini cukup menarik buatku.
Mbak Berta memang jago mengaduk memori masa kecilku yang membahagiakan buatku tapi (mungkin) menyebalkan buat teman-temanku , terutama yang cowo.
Seperti yang telah kuceritakan tentang betapa besar jumlah KELUARGAKU diSINI.
Ndilalah ...(bahasa Zimbabwe..halah), hampir semua sepupu2ku sekaligus saudara kandungku kebanyakan COWO!
(source: www.buahhati.co.id)
Jadiii.. dari ke 16 anak Eyangku dari pihak Ayah, cucu perempuannya cuma 7 dibandingkan 30an cucu laki2.
Sedangkan dari pihak Ibuku, cucu cewenya cuma 2 orang saja, dan itupun berjarak cukup jauh denganku hampir 10tahun, diantara 6 cucu laki2.
Kebayang dong bagaimanapreman tomboynya akyuhh...
Gawl sehari-harinya sama adik cowo, disekolah pun kumpulnya juga sama teman2 cowo dari TK sampai SD.
Entah kenapa, main sama temen cewe itu ga asyik buatku, pada cengeng2, dikit2 mewek...argghhh..kutinggal pergi dengan gontai jika cemennya kumat. *macho
Aku masih ingat ketika duduk dibangku SD, ada temenku perempuan bernama Vita , dia mendekatiku yang sedang bermain gundu dengan teman laki2. Lagi asyik2nya main, Vita menggamit tanganku, menyuruhku mengikuti dia hanya untuk mendengarkan dia berbisik, "Kamu kok sukanya main sama anak cowo ,sih?"
Reaksiku...
Senyum, menggelengkan kepala, kemudian meninggalkan dia yang melongo, bergabung lagi dengan temanku laki2 karena tiba giliranku menjentikkan gundu. Benar2 ga punya perasaan yah...:P
(Aku ketika kelas 2 SD menjadi juara kelas sekaligus pentas menyanyi)
Menginjak kelas 2 SD.Aku pindah sekolah yang baru yang lebih bagus. Kalau anak sekarang sudah biasa sepertinya jika ada anak baru biasanya dikerjain bahkan dibully.
Aku masih ingat betul , ada teman lelaki namanya Pandu.
Sepertinya dia orang yang paling ditakuti kala itu seangkatan.
Anaknya gesit, larinya kencang, dan suka mencolek dan menampar pantat cewe , kemudian lari sambil tertawa-tawa jahil.
Sekali dua kali, masih kudiamkan. Lama-lama sinyal ketomboianku tergugah juga.
Harus kubalas sikapnya yang sudah kurang ajar ,tidak hanya ke pantatku saja, tetapi hampir semua pantat cewe dikelas 2 jadi sasarannya.
Suatu hari , aku sedang menyiapkan barisan karena tiba giliranku untuk mengatur barisan masuk ke kelas.
Jika aku mengejar dia, ketika menjalankan aksinya, tentu saja aku gagal, karena Pandu larinya sangat kencang.
Wajah tengilnya masih terlintas dibenakku, kakinya sengaja tidak mau rapi dan merapat, sambil petentang petenteng.
"Siaaap, grak!" abaku menyiapkan barisan.
Bukannya tenang , dia malah sibuk menarik rambut kuncir kuda teman didepannya.
Aku datangi barisan Pandu, aku desak sisi luar kakinya supaya merapat . Bukannya rapat ,malah dia buka selebar mungkin.
Akhirnya kulirik didengkul Pandu ada perban putih yang ditempel oleh plester. Aku tendang dengkulnya, dan keluarlah darah disekeliling perbannnya hingga memerah.
Pandu terduduk, dan menangis seperti anak perempuan.Ternyata bisulnya pecah dan darahnya merembes keperban.
Anak-anak bukannya menolong malah tertawa-tawa, karena mereka mungkin sudah jengkel akan sikapnya selama ini, dan baru kali ini ada yang bisa membuat Pandu menangis.
Untungnya aku tidak dimarahi oleh Guru Wali kelas, karena prestasiku sangat baik dikelas. Dan beliau juga tahu bahwa Pandu memang sering bikin masalah.
Sejak saat itu, Pandu tidak berani menggodaku lagi dan dia memlesetkan namaku menjadi Karateka karena waktu itu aku dipanggil Kartika (nama asliku).
Teman-teman cowo yang lain juga respek sama aku, karena aku berani dengan anak yang mereka takuti.
(source: livingmadeeasy.org.uk)
Tapi kalau dipikir2, sikapku memang agak keterlaluan.
Pernah suatu ketika ada anak cowo yang menancapkan pensil runcing ke jari telunjukku.
Sampai saat ini, ujung pensil runcing itu masih ngendon didalam jariku, tepat dibawah kuku dan meninggalkan bayangan hitam.
Entah apa salahku, yang jelas sepertinya anak itu memang ga bisa diam.
Suatu ketika , dia sedang bermain perosotan.
Ketika akan meluncur, aku tarik kakinya dijeruji pagar perosotan yang berbentuk grid.
Dia melolong-lolong minta tolong, karena kakinya tidak bisa ditarik keluar.
Akhirnya terpaksa pak bon alias penjaga sekolah memanggil tukang las untuk memutuskan jerujinya.
Ada juga teman perempuan yang besarnya 1,5 kali lipat besar badanku.
Dia memang pintar, tetapi selalu memaksa untuk melihat nilai ulangan teman lain saingannya, padahal dia sendiri tidak mau jika kita melihat nilainya.
Tidak ada satupun yang berani mengganggu perempuan yang satu ini. Badannya kekar bak Hulk cewe. #Hilk ..hasyah
(sumber: www.forbes.com)
Saat dia mulai menyatroni tas2 teman lain untuk mencari tahu nilai ulangan yang baru dibagikan, aku balas dengan melihat nilai ulangannya, hingga kita pun saling berebutan buku ulangannya .
Dan diakhiri dengan sobeknya buku ulangannya menjadi 2.
Si D, sebut saja inisialnya, langsung melapor ke wali kelas mengadukan perbuatanku.
Alhasil, bukan aku yang dimarahi, tetapi malah D yang dihukum untuk tidak lancang melihat kepunyaan teman.
Hiihihih, .... lucky me..,ternyata perlawananku tak sia-sia.
Masih banyak kenakalan2ku yang lain khas anak2, tetapi tujuannya bukan untuk sok jagoan melainkan mempertahankan hakku dan membela kebenaran.
Tak heran masa kecilku bukannya feminin dan bermain boneka2an, melainkan diisi dengan kegiatan kepanduan atau Pramuka hingga badanku dekil dan menghitam kebanyakan hiking dan kemah.
(foto 27 tahun lalu)
(coba yang mana diriku?)
Tetapi aku bangga, karena dengan Pramuka, aku mengusai Sandi2, Morse, Semaphore, membuat dragbar, tali-temali dan tidak gampang mengeluh ketika berjalan jauh.
(membuat dragbar alias tandu dari simpul tali temali)
Agak menyesalkan melihat anak-anak sekarang yang lebih akrab dengan gadget, jarang berolahraga sehingga rentan terkena obesitas, dan kurang kreatif dan tak peka terhadap alam dan lingkungannya.
Aku merasa masa kecilku lebih dinamis dan bervariasi daripada anak2 era modern sekarang ini.
Semoga para orangtua bisa lebih aware terhadap jenis permainan dan aktivitas anak2 mereka, sehingga generasi mendatang tidak menjadi generasi yang mudah mengeluh, ingin serba instan tanpa bekerja keras dan tidak tahan banting.
( source: www.indogamers.com)
Semoga....
Mbak Berta memang jago mengaduk memori masa kecilku yang membahagiakan buatku tapi (mungkin) menyebalkan buat teman-temanku , terutama yang cowo.
Seperti yang telah kuceritakan tentang betapa besar jumlah KELUARGAKU diSINI.
Ndilalah ...(bahasa Zimbabwe..halah), hampir semua sepupu2ku sekaligus saudara kandungku kebanyakan COWO!
(source: www.buahhati.co.id)
Jadiii.. dari ke 16 anak Eyangku dari pihak Ayah, cucu perempuannya cuma 7 dibandingkan 30an cucu laki2.
Sedangkan dari pihak Ibuku, cucu cewenya cuma 2 orang saja, dan itupun berjarak cukup jauh denganku hampir 10tahun, diantara 6 cucu laki2.
Kebayang dong bagaimana
Gawl sehari-harinya sama adik cowo, disekolah pun kumpulnya juga sama teman2 cowo dari TK sampai SD.
Entah kenapa, main sama temen cewe itu ga asyik buatku, pada cengeng2, dikit2 mewek...argghhh..kutinggal pergi dengan gontai jika cemennya kumat. *macho
Aku masih ingat ketika duduk dibangku SD, ada temenku perempuan bernama Vita , dia mendekatiku yang sedang bermain gundu dengan teman laki2. Lagi asyik2nya main, Vita menggamit tanganku, menyuruhku mengikuti dia hanya untuk mendengarkan dia berbisik, "Kamu kok sukanya main sama anak cowo ,sih?"
Reaksiku...
Senyum, menggelengkan kepala, kemudian meninggalkan dia yang melongo, bergabung lagi dengan temanku laki2 karena tiba giliranku menjentikkan gundu. Benar2 ga punya perasaan yah...:P
(Aku ketika kelas 2 SD menjadi juara kelas sekaligus pentas menyanyi)
Menginjak kelas 2 SD.Aku pindah sekolah yang baru yang lebih bagus. Kalau anak sekarang sudah biasa sepertinya jika ada anak baru biasanya dikerjain bahkan dibully.
Aku masih ingat betul , ada teman lelaki namanya Pandu.
Sepertinya dia orang yang paling ditakuti kala itu seangkatan.
Anaknya gesit, larinya kencang, dan suka mencolek dan menampar pantat cewe , kemudian lari sambil tertawa-tawa jahil.
Sekali dua kali, masih kudiamkan. Lama-lama sinyal ketomboianku tergugah juga.
Harus kubalas sikapnya yang sudah kurang ajar ,tidak hanya ke pantatku saja, tetapi hampir semua pantat cewe dikelas 2 jadi sasarannya.
Suatu hari , aku sedang menyiapkan barisan karena tiba giliranku untuk mengatur barisan masuk ke kelas.
Jika aku mengejar dia, ketika menjalankan aksinya, tentu saja aku gagal, karena Pandu larinya sangat kencang.
Wajah tengilnya masih terlintas dibenakku, kakinya sengaja tidak mau rapi dan merapat, sambil petentang petenteng.
"Siaaap, grak!" abaku menyiapkan barisan.
Bukannya tenang , dia malah sibuk menarik rambut kuncir kuda teman didepannya.
Aku datangi barisan Pandu, aku desak sisi luar kakinya supaya merapat . Bukannya rapat ,malah dia buka selebar mungkin.
Akhirnya kulirik didengkul Pandu ada perban putih yang ditempel oleh plester. Aku tendang dengkulnya, dan keluarlah darah disekeliling perbannnya hingga memerah.
Pandu terduduk, dan menangis seperti anak perempuan.Ternyata bisulnya pecah dan darahnya merembes keperban.
Anak-anak bukannya menolong malah tertawa-tawa, karena mereka mungkin sudah jengkel akan sikapnya selama ini, dan baru kali ini ada yang bisa membuat Pandu menangis.
Untungnya aku tidak dimarahi oleh Guru Wali kelas, karena prestasiku sangat baik dikelas. Dan beliau juga tahu bahwa Pandu memang sering bikin masalah.
Sejak saat itu, Pandu tidak berani menggodaku lagi dan dia memlesetkan namaku menjadi Karateka karena waktu itu aku dipanggil Kartika (nama asliku).
Teman-teman cowo yang lain juga respek sama aku, karena aku berani dengan anak yang mereka takuti.
(source: livingmadeeasy.org.uk)
Tapi kalau dipikir2, sikapku memang agak keterlaluan.
Pernah suatu ketika ada anak cowo yang menancapkan pensil runcing ke jari telunjukku.
Sampai saat ini, ujung pensil runcing itu masih ngendon didalam jariku, tepat dibawah kuku dan meninggalkan bayangan hitam.
Entah apa salahku, yang jelas sepertinya anak itu memang ga bisa diam.
Suatu ketika , dia sedang bermain perosotan.
Ketika akan meluncur, aku tarik kakinya dijeruji pagar perosotan yang berbentuk grid.
Dia melolong-lolong minta tolong, karena kakinya tidak bisa ditarik keluar.
Akhirnya terpaksa pak bon alias penjaga sekolah memanggil tukang las untuk memutuskan jerujinya.
Ada juga teman perempuan yang besarnya 1,5 kali lipat besar badanku.
Dia memang pintar, tetapi selalu memaksa untuk melihat nilai ulangan teman lain saingannya, padahal dia sendiri tidak mau jika kita melihat nilainya.
Tidak ada satupun yang berani mengganggu perempuan yang satu ini. Badannya kekar bak Hulk cewe. #Hilk ..hasyah
(sumber: www.forbes.com)
Saat dia mulai menyatroni tas2 teman lain untuk mencari tahu nilai ulangan yang baru dibagikan, aku balas dengan melihat nilai ulangannya, hingga kita pun saling berebutan buku ulangannya .
Dan diakhiri dengan sobeknya buku ulangannya menjadi 2.
Si D, sebut saja inisialnya, langsung melapor ke wali kelas mengadukan perbuatanku.
Alhasil, bukan aku yang dimarahi, tetapi malah D yang dihukum untuk tidak lancang melihat kepunyaan teman.
Hiihihih, .... lucky me..,ternyata perlawananku tak sia-sia.
Masih banyak kenakalan2ku yang lain khas anak2, tetapi tujuannya bukan untuk sok jagoan melainkan mempertahankan hakku dan membela kebenaran.
Tak heran masa kecilku bukannya feminin dan bermain boneka2an, melainkan diisi dengan kegiatan kepanduan atau Pramuka hingga badanku dekil dan menghitam kebanyakan hiking dan kemah.
(foto 27 tahun lalu)
(coba yang mana diriku?)
Tetapi aku bangga, karena dengan Pramuka, aku mengusai Sandi2, Morse, Semaphore, membuat dragbar, tali-temali dan tidak gampang mengeluh ketika berjalan jauh.
(membuat dragbar alias tandu dari simpul tali temali)
Agak menyesalkan melihat anak-anak sekarang yang lebih akrab dengan gadget, jarang berolahraga sehingga rentan terkena obesitas, dan kurang kreatif dan tak peka terhadap alam dan lingkungannya.
Aku merasa masa kecilku lebih dinamis dan bervariasi daripada anak2 era modern sekarang ini.
Semoga para orangtua bisa lebih aware terhadap jenis permainan dan aktivitas anak2 mereka, sehingga generasi mendatang tidak menjadi generasi yang mudah mengeluh, ingin serba instan tanpa bekerja keras dan tidak tahan banting.
( source: www.indogamers.com)
Semoga....
Nakal nggak apa-apa asal terkendali dan bukan nakal terpidana hahaha
ReplyDeleteSalam hangat dari Jombang
Iya pakde. Pingin jg punya bata yg ada watermark sikil kuthuk dong...sepertinya keren buat bata expose..hehe
DeleteHahahahahahaaak.....memori batubata
Deletehuwaaa... kelas 2 SD aja udah cantik syalala dubidubidu. hahaha, nakal tapi sumbut yo mbak. pinter nek mbeling ya gakpapa. kreatif itu :)
ReplyDeleteWakakak...iya mbak.
DeleteSekarang sepertinya sisa2 kembelinganku masih blom memudar...hasyah...hihi
Gak papa mbak walaupun nakal tetap berprestasi daripada nakal gak berprestasi.
ReplyDeleteIya...
DeleteDaripada nakal2 doang ya. Tapi kata orang,anak yg nakal itu justru cenderung pintar loh. Asal ga menjurus ke criminal...:)
Waaah aku pas ngeliatnya mbak Bella yang feminim ternyata aslinya super duper tomboy ya...wkkki peace dah^_^
ReplyDelete(FOlbek @cputriarty )
hihii..iya.ya..mbak..
Deleteitu palsu ternyataaa..wakakak.
iya..siap folbek
Nakal kalau pas kecil tanda belajar...
ReplyDeletebetul mbak...daripada sudah besar masih nakal..:P
Deleteini namanya nakal yg berprestasi... klo jaman skrg dah susah nyari anak yg sperti tu..
ReplyDeleteiya..yah? Tapi memang suka gemes kalo liat alayers2 yang dikuis2 pengetahuan umum ditipi. Pertanyaan gampang aja ga bisa jawab. Dulu sekolahnya diajarin ga sih?
DeleteHaha keren banget Mba. Aku malah kagum. Kan biasanya bandel itu kreatif.
ReplyDeletehihi..ini belum seberapa mbak yang kucritain, dirahangku masih bersarang satu isi pensil lg yang nancep dan terbenam sampe sekarang. Kalo ini gara2 aku mainan pensil ketusuk sendiri...hihi
DeleteYang ini nakal versi bener ya mba, yang sikapnya seperti pandu itu memang kudu di kasih pelajaran.
ReplyDeletememang mbak. Jadi cewe juga jangan mau pasrah dibully apalagi yang berbentuk pelecehan.harus dilawan. #jiwapremankumat
Deletewahhh sama dong mba Bella, aku juga tomboy, hihihi..
ReplyDeleteseru banget ya kalo inget masa2 dulu, penuh warna, banyakan sukanya deh pokoknya..
betul mbak. rasanya pengen balik lagi...huhuu
DeleteItu mah kreatif mba... sekarang aja jadi keliatan hasilnya kreatif deh dan serba bisa :)
ReplyDeletehahaha..makasih mbak. kalo sekarang menjurus ke kurang kerjaan jadi apa2 dikerjain...pengen taunya kebesaran kayanya...hihi
DeleteNakal kalo pinter biasanya memang gurunya kasih dispensasi, selalu dibela. Saya dulu dikategorikan nakal dan prestasi terbaik cuma masuk 10 besar, ya uwis dititeni guru terus. Hahaha.
ReplyDeletenahhh..itu bagus malahan. jadi walau nakal tetap amannnn..hihi #tips
Delete