Kisah nyata antara dia,Tika dan Heri,beberapa tahun yang lalu..
Aku tidak terlalu yakin waktu itu
Apakah dia jodohku?
Mungkinkah bukan dia?
Ataukah ada orang lain yang sedang menantiku disana?
Keraguanku begitu besar karena berbagai tentangan dari keluargaku
Karena begitu banyaknya calon pendamping yang disodorkan padaku
Karena beberapa orang yang intens mendekatiku
Dan memberi perhatian begitu besar padaku
Lalu,siapakah yang harus kupilih
Tepatkah jalan yang sudah kutempuh untuk menjalin hubungan dengannya?
Keraguan itu semakin menggelayuti pikiranku
Aku mencoba menyelami satu persatu pria yang mendekatiku
Bukan untuk berselingkuh,walaupun aku sudah berstatus pacarnya
Tetapi untuk membuktikan,adakah perasaan yang lebih pasti jika aku "berjalan" dengan yang lain?
Adakah tanda yang lebih jelas,menunjukkan orang yang mana yang paling tepat untukku?
Sampai ada suatu kejadian yang masih terus kuingat sampai sekarang
Waktu itu,beberapa tahun sebelum aku menikah dengannya
Kita janjian untuk nonton film seperti biasanya
Kebetulan selesai kuliah jam 12 siang
Masih ada waktu sekitar 3 jam untuk menuju bioskop yang kami sepakati
Sementara,dia juga masih kuliah.
Aku janjian dengan seorang lelaki untuk makan siang disalah satu Mall (A)
Sedangkan,tempat kami janjian untuk menonton nanti berada di Mall (B)lain yang letaknya cukup jauh dari tempatku Lunch dengan seseorang .
Bukan untuk bermain api ,tetapi untuk "mengetest kata hatiku,apakah orang ini yang paling tepat" untukku.
Sampailah aku dimall A ,kuparkir mobilku dan aku bergegas menuju ke sebuah Restoran Pizza.Pria itu sudah menungguku disana.
Dia sesosok pria yang mapan,parlente,dan telah memiliki perusahaan.
Berbeda dengan pacarku yang masih kuliah,dan belum bisa diandalkan.
Aku sengaja duduk agak kedalam,mendekati kaca yang berbatasan dengan balkon luar.Untuk berjaga-jaga,seandainya ada orang yang mengenaliku dan melaporkan "kenakalanku" padanya.
Kami berbincang,aku mencoba menemukan "rasa?"dihatiku dan mengendus "tanda" yang bisa membuatku yakin terhadap pria ini.Aku bercanda sewajarnya,sedikit menebar pesona,untuk melihat reaksinya,merasakan pandangan matanya,dan menyelami cara dia memperlakukanku.
Sambil menunggu pesanan kami datang,kami mengobrol dan tertawa-tawa,tak sengaja ketika kepalaku sedang menghadap kearah luar etalase kaca yang memisahkan resto dengan koridor mall,jauh disana,melewati void atau lubang ditengah mall,didekat escalator,tiba2 aku melihat sesosok orang yang mirip pacarku.
Seketika itu juga hatiku melonjak,jantungku rasanya mau copot,sedikit gemetar mungkin.Kucoba menajamkan penglihatanku yang minus dan silinder ini,untuk meyakinkan bahwa itu bukan dia,tidak mungkin dia,tidak mungkin dia berada satu mall yang sudah kuperkirakan dia tidak mungkin mendatanginya.
Pria itu heran melihat perubahan gestureku,dia berkata,kenapa?
Tidak apa2 kataku.Pria itu mengikuti arah pandang mataku,dan dia mengikutiku melihat keluar etalase.
Dia?katanya.Itu,pacarmu?
Ehm..aku tidak bisa berbohong,tanganku dingin dan keringatku keluar titik demi titik didahiku.Bukan karena takut.Tapi,perasaan bersalah yang begitu besar.Dia,pacarku yang begitu setia sudah kukhianati,di balik diamnya,menyimpan belati yang menghujam jantungku.
Aku lihat pacarku tidak melihatku,aku harap,karena dia sibuk mengobrol dengan satpam didekat tangga escalator.Mudah2an dia tidak melihatku,karena jarak yang terlalu jauh,terhalang kaca,dan terhalang meja2 dan orang2 yang lalu lalang didalam resto.
Sekitar setengah jam kemudian,dia pergi.Aku sudah tidak bernafsu lagi untuk makan,pikiranku berkecamuk.Bagaimana nanti kalo ketemu dibioskop.Mudah2an dia tidak tau.Pria itu sibuk menenangkanku,dan menghujaniku dengan kata2 yang menyudutkan pacarku,bahwa aku terlalu terintimidasi,terlalu takut padanya,dan kata2 yang lain yang membuatku mengambil kesimpulan bahwa pria didepan mataku ini tidak tepat bagiku.Kata hatiku terlalu naif untuk dibutakan dengan kemapanan dan tubuh parlente macam dia.Apalagi,dia berusaha menenangkan diriku dengan menggenggam tanganku.Aku sangat tidak suka cara seperti itu,jangan mencuri-curi kesempatan dikala aku sedang gelisah.
Setelah selesai makan.aku bergegas menuju Mall B,tempatku janjian untuk menonton.Kuharap (sangat)dia benar2 tidak melihatku tadi.
Sampai diruang tunggu bioskop,pacarku sudah berada disana,duduk bersandar disofa.Dia hanya diam,mengambil sebotol air mineral,dan meneguknya tanpa jeda,sampai tandas.Aku bergidik,ngeri,ngeri kalo dia murka,secara dia tidak pernah marah,pun bukan orang yang meledak-ledak,dan setia,dan aku takut akan reaksinya jikalau dikhianati.
Dia hanya diam,dan aku Cuma menunduk,tak berkata apa2 dan jantungku serasa berdetak kencang tetapi nafasku kulepaskan pelan2 seakan2 takut terdengar olehnya.Berarti yang dimall A benar dia,dan dia tahu yang kuperbuat.Tetapi dengan `kemurahan` hatinya,seolah2 dia tidak melihatku disana supaya aku tidak semakin merasa bersalah.
Beberapa saat kemudian dia berkata,pelan,tapi dalam.
Lain kali kalo mau seperti itu,tidak usah sembunyi-sembunyi.Lucu.
Pesssssshhhh....rasanya kaya ban kempes,tubuhku seolah2 menciut.Speechless.Hanya rasa sesal,bersalah dan takjub,karena dia tidak menghadapiku dengan amarah,justru dengan kelembutan hatinya,dia `menamparku`,dan sejak saat itu aku yakin,memang benar dia yang paling tepat untukku.Hatiku berkata iya dan aku yakin,inilah tanda yang Tuhan berikan padaku lewat kesederhanaan ,dan ketulusan sesosok manusia disampingku.dan kini dia telah menjadi pendamping hidupku untuk selamanya.
No comments
Silakan beri komentar ya, saya pasti balas asal NO SPAM dan NO SARA. Thank you...