Setelah acara digereja,rombongan langsung kembali ke rumah mempelai wanita..(hihihi..dah resmi nih ceritanya).Pertama kali kekamar buat ganti baju untuk acara panggih,agak grogi juga,karena kami ganti pakaian ditempat yang sama.Masih ga nyadar kalo kita dah resmi jadi suami istri,sampai mas Heri tak dorong2 supaya keluar kamarku…heheh..banyak yang protes tuu diluar..lhoh,itu kan suamimu…qiqiiqi..iya..ding…blom nyadar siih…masih berasa pacarku..^_^.Kami berganti baju warna hijau,trus siap2 mengikuti acara Adat menurut aturan JAwa.
- Upacara panggih
Pertemuan antara pengantin wanita dengan pengantin laki-laki di depan rumah yang di hias dengan tanaman Tarub. Pengantin laki-laki di antar oleh keluarganya, tiba di rumah dari orangtua pengantin wanita dan berhenti di depan pintu gerbang. Pengantin wanita, di antar oleh dua wanita yang dituakan, berjalan keluar dari kamar pengantin. Orangtuanya dan keluarga dekat berjalan di belakangnya.
- Upacara balangan suruh
Pengantin wanita bertemu dengan pengantin laki-laki. Mereka mendekati satu sama lain, jaraknya sekitar tiga meter. Mereka mulai melempar sebundel daun betel dengan jeruk di dalamnya bersama dengan benang putih. Mereka melakukannya dengan keinginan besar dan kebahagian, semua orang tersenyum bahagia. Menurut kepercayaan kuno, daun betel mempunyai kekuatan untuk menolak dari gangguan buruk. Dengan melempar daun betel satu sama lain, itu akan mencoba bahwa mereka benar-benar orang yang sejati, bukan setan atau orang lain yang menganggap dirinya sebagai pengantin laki-laki atau perempuan.Karena kami pakai adat Jogja,balangan suruh ini dilakukan dengan 2 tangan secara bergantian…bikin geli pengunjung yang hadir,katanya sih harus diarahkan kedada biar sampai kehati gitu deeeh…:P
- Upacara wiji dadi
Pengantin laki-laki menginjak telur dengan kaki kanannya. Pengantin perempuan mencuci kaki pengantin laki-laki dengan menggunakan air dicampur dengan bermacam-macam bunga. Itu mengartikan, bahwa pengantin laki-laki siap untuk menjadi ayah serta suami yang bertanggung jawab dan pengantin perempuan akan melayani setia suaminya.Tetapi kali ini,telurnya ga diinjak oleh mas Heri,tetapi pertama telur itu ditempelkan dikedua kening kita oleh Pemaes,kemudian diceplokkan dilantai yang sudah dialasi tikar dan bunga.Selain itu yang dibasuh kakinya bukan hanya pengantin laki2 saja,tetapi kami saling membasuh kaki untuk menandakan saling melayani diantara keduanya…emansipasi gitu..ceritanya,sudah bukan jamannya lagi wanita dibawah pria.
- Upacara dahar kembul
Pasangan pengantin makan bersama dan menyuapi satu sama lain. Pertama, pengantin laki-laki membuat tiga bulatan kecil dari nasi dengan tangan kanannya dan di berinya ke pengantin wanita. Setelah pengantin wanita memakannya, dia melakukan sama untuk suaminya. Setelah mereka selesai, mereka minum teh manis. Upacara itu melukiskan bahwa pasangan akan menggunakan dan menikmati hidup bahagia satu sama lain.
- Upacara sungkeman
Kedua mempelai bersujud kepada kedua orangtua untuk mohon doa restu dari orangtua mereka masing-masing. Pertama ke orangtua pengantin wanita, kemudian ke orangtua pengantin laki-laki. Selama Sungkeman sedang berlangsung, Pemaes mengambil keris dari pengantin laki-laki. Setelah Sungkeman, pengantin laki-laki memakai kembali kerisnya.
Waktu sungkeman ini,udah ga grennnngg lagi rasanya seperti digereja..hanya ngikutin aturan urut2an prosesi aja..sandiwara maksudnya.
Setelah itu dilanjutkan acara kacar-kucur(memberikan uang kecil dan biji2an ke istrinya,sebagai lambang suami menafkahi istrinya),dsb…Setelah itu para undangan antri untuk mengucapkan selamat kepada kami dilanjutkan dengan menyantap hidangan yang sudah tersedia.
No comments
Silakan beri komentar ya, saya pasti balas asal NO SPAM dan NO SARA. Thank you...